Rabu, 30 Juni 2021

BEROBAT DENGAN TASBIH

Di sela-sela kesibukan para guru yang sedang berjibaku dengan nilai tengah semester peserta didik SMPN 2 Tawangsari, sesekali keheningan terpecah oleh obrolan-obrolan kecil. Sekedar untuk melepas lelah dan penat efek berlama-lama duduk memandangi angka-angka di laptop.

Diantara obrolan tersebut, mencuatlah sebuah cerita menarik dari bu Dayatini. Beliau adalah guru yang rajin, telaten dan sabar. Beliau tinggal di klaten. Di kediamannya tinggal bersama suami, anak-anak dan m'bah putri.

Di usia yang sudah cukup lanjut, mbah putri sering sakit-sakitan. Keluhan yang sering dirasakannya adalah asam lambung. Sehingga  di kamarnya selalu sedia obat.

"Nduk, ini tolong brodolan tasbih ini ditaruh di meja mbah Putri. Nanti kalo sudah longgar dirangkai lagi. Eman-eman kalau di buang. Soale masih genep." Demikian seru Bu Dayatini ke anak perempuannya yang bungsu setelah menjumputi manik-manik tasbih yang berceceran. Entah kenapa kok tasbih itu bisa putus talinya dan berceceran di lantai.

Waktu berjalan begitu cepat. Hari berganti hari. Hingga lebih dari satu bulan dari peristiwa itu, mbah putri memanggil bu Dayatini. "Nduk, tulung aku tukokno obat sing koyo nginiki." Sambil memberikan contoh obat yang yang ada di dalam toples kecil.

"Aku cocok ngombe obat iki" Imbuhnya.

"Astaghfirullah, ini kan manik-manik tasbih." Ternyata contoh obat yang diserahkan oleh mbah Putri adalah sisa dari manik-manik tasbih yang dipungutinya tempo hari. Bu Dayatini kelupaan untuk membenai tasbih tersebut. Selama ini ternyata mbah putri telah menelan 32 manik-manik tasbih dan hanya menyisakan satu butir saja.

Anehnya, mbah Putri tampak sehat-sehat saja. Bahkan beliau bilang obatnya cocok. Alias selama mengkonsumsi manik-manik tersebut,  beliau merasa mendingan dan tidak mengeluhkan sakit lambung lagi.

Peristiwa ini mengingatkan tentang teori sugesti dalam ilmu psikologi. Sugesti merupakan proses psikologis yang melibatkan bimbingan perasaan, pikiran, atau perilaku. Sugesti tak hanya dilakukan oleh seseorang pada orang lain (hetero sugesti), tapi juga dapat kita lakukan pada diri sendiri (auto sugesti).

Apa yang dialami mbah Putri merupakan contoh bahwa ketika pikiran manusia meyakini suatu benda bisa menjadi sarana kesembuhan, maka kesembuhan itu betul-betul akan didapatkan.

Sugesti ini senada dengan  teori Low of Attraction, yaitu hukum alam yang saling tarik menarik. Apa yang dikatakan, dipikirkan, dan  diyakini oleh manusia terpancar sinyalnya dan tertangkap oleh alam, kemudian dikembalikan oleh alam kepadanya dengan volume yang sama atau lebih besar dari asalnya. Artinya, jika yang terpancar dari diri manusia adalah positif thingking/positif feeling maka hal positif pula yang akan diterimanya. Dan demikian pula sebaliknya.

Teori-teori tersebut juga tidak bertentangan dengan firman Allah dalam hadits Qudsy yang berbunyi:

أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي

Artinya: "Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku terhadap-Ku."

Jika seseorang memiliki keyakinan bahwa Allah akan memberikan pertolongan kepadanya, pasti Allah akan betul-betul memberikan pertolongan. Jika seseorang punya keyakinan bahwa Allah akan memudahkan kita menuju tangga kesuksesan maka pasti Allah akan memudahkan langkah kita untuk meraih kesuksesan tersebut.

Demikian juga, orang yang bersyukur dan bersedekah akan ditambah rizkinya. Hal ini karena orang tersebut memiliki keyakinan positif bahwa dirinya kaya, dirinya kecukupan, dirinya memiliki kebahagiaan dibanding dengan orang yang diberinya sedekah. Sehingga, pikiran positif tersebut kembali kepadanya dalam bentuk rizki.

والله اعلم بالصواب

SMPN 2 TAWANGSARI TERUS MENGINSPIRASI WALAU DI SAAT PANDEMI



Pandemi Covid-19 menjadikan seluruh elemen bangsa harus beradaptasi dengan aktifitas dan kebiasaan baru. Pada dunia pendidikan juga mengalami pergeseran dari Pembelajaran Tatap Muka menjadi pembelajaran Jarak Jauh. Aktifitas pembelajaran untuk sementara tidak berpusat di lingkungan sekolah. Peserta didik merespon pembelajaran dari tempat tinggal masing-masing untuk mengurangi penyebaran virus covid-19. 

SMPN 2 Tawangsari selalu menyikapi berbagai macam situasi dari sisi positif. Meskipun di lingkungan sekolah tidak ada pembelajaran tatap muka, namun sekolah terus berupaya untuk berkarya. Di antara karya yang terus dilakukan secara berkesinambungan adalah perawatan lingkungan dan fasilitas sekolah. 

Selama pandemi ini,  SMPN 2 Tawangsari telah membangun taman literasi di lahan peresapan dan taman refreshing di sekitar gedung serbaguna. Teranyar ini, warga sekolah juga sedang mempercantik halaman sekolah dengan mengecat paving.

Hasil kreativitas ini, alhamdulillah dapat menginspirasi sekolah lain untuk ikut berkarya. Beberapa hari ini, sekolah menerima beberapa tamu dari sekolah-sekolah di kab. Sukoharjo untuk sekedar selfi dan melihat teknis penataan taman. Di antaranya SMPN 2 Weru dan SMPN 2 Polokarto. Mereka berharap bisa menerapkannya dalam penataan taman di sekolah masing-masing.

Pelebur Dosa

 

Late Post

Bulan Ramadhan pada tahun ini sudah berada di depan mata. Insya Allah tanggal 1 Ramadhan 1442 H akan ditandai dengan tenggelamnya matahari pada tanggal 12 April 2021. Dengan demikian, momentum awal Ramadhan tahun ini tinggal beberapa jam saja.

Bulan Ramadhan memiliki banyak keistimewaan dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Di antara keistimewaan tersebut, Allah SWT melipatgandakan pahala, mengampuni dosa-dosa,  dan mengabulkan doa-doa. Sungguh tidak masuk logika jika seseorang telah melewati bulan ini namun masih menyisakan banyak dosa. Rasulullah SAW bersabda: 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu‘anhu, bahwa suatu hari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam naik mimbar dan beliau bersabda, “Amin, amin, amin.” Ditanyakan kepada beliau, “Wahai Rasulullah, apa yang membuatmu mengatakan seperti itu?” Beliau bersabda, “Jibril berkata kepadaku, “Semoga Allah menghinakan seorang hamba yang setelah memasuki Ramadhan, Allah belum mengampuni dirinya.” Maka aku katakan, “Amin.” Kemudian Jibril berkata, “Terhinalah seorang hamba yang mendapati kedua orangtuanya masih hidup atau salah satu dari keduanya akan tetapi tidak dapat membuatnya masuk surga.” Maka aku katakan, “amin.” Kemudian Jibriil berkata, “Terhinalah seorang hamba ketika namamu disebut di sisinya, ia tidak bershalawat kepadamu.” Maka aku katakan, “Amin.” (HR. Ibnu Khuzaimah)

Hadis di atas, menegaskan bahwa melalui ibadah di bulan Ramadhan, seorang mukmin harus bisa mendapatkan ampunan dari Allah SWT sehingga pasca bulan Ramadhan, Ia kembali menjadi pribadi yang suci. Ampunan dapat diraih dengan memaksimalkan dalam pelaksanaan amal ibadah. Misal, puasa dengan sungguh-sungguh, melaksanakan salat Tarawih, dan lain-lain. Rasulullah SAW bersabda: 

"Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan didasari atas iman dan kesungguhan maka ia akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu".

Puasa sebagai amalan utama di bulan Ramadhan perlu dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Kita perlu berupaya agar puasa Ramadhan di hari pertama hingga di hari terakhir pada tahun ini dapat terlaksana dengan optimal. Segala pengetahuan terkait dengan ibadah di bulan Ramadhan perlu di kaji kembali sebagai pengingat dan penguat spirit beribadah. Pembersihan jiwa melalui dzikir dan doa perlu dilakukan agar ibadah menjadi semakin khusuk dan tawadhu.

Bismillah, semoga Allah memberikan kekuatan untuk meraih segala kemuliaan yang dijanjikanNya. Amiin.


Pelatihan Pengelolaan Pembelajaran Online oleh MGMP PAI SMP Kab. Sukoharjo

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sebagai forum komunikasi dan berbagi antar guru mata pelajaran di bidang studi yang sama memiliki peran strategis dalam meningkatkan mutu sebuah pendidikan. Intensitas dan kualitas komunikasi yang terbangun di dalamnya ikut andil dalam peningkatan kompetensi para guru. Guru memiliki kesempatan lebih banyak untuk saling take and give ide-ide solutif terhadap berbagai persoalan pendidikan yang muncul di sekolahnya masing-masing. 

Pada saat pandemi ini, sebagian besar SMP di kab. Sukoharjo menyelenggarakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan menggunakan aplikasi WhatsApp dan Google Classroom dalam menyampaikan materi dan tugas ke peserta didik. Hasil evaluasi selama satu semester ini, semakin hari, respon peserta didik mengalami penurunan yang cukup signifikan. Hal ini disinyalir karena terjadi kejenuhan dalam mengikuti kegiatan PJJ oleh peserta didik, kehadiran peserta didik kurang dapat terkontrol,  penyampaian materi dan tugas cenderung monoton.

Menyikapi persoalan tersebut, MGMP PAI SMP kab. Sukoharjo telah berupaya untuk mencari langkah solutif dengan menyelenggarakan pelatihan-pelatihan, misalnya: pelatihan pengelolaan Zoom Meeting dalam PJJ yang diikuti oleh guru-guru PAI SMP Negeri dan Swasta di kab. Sukoharjo. Kegiatan ini telah terlaksana dalam dua gelombang. Gelombang pertama dilaksanakan di SMPN 1 Sukoharjo dan gelombang kedua dilaksanakan di SMPN 1 Baki.  Kegiatan dilaksanakan dengan tetap mempertimbangkan protokol kesehatan, di antaranya dengan membatasi kuota peserta, mengenakan masker, dan jaga jarak.

Output dari kegiatan ini adalah peserta pelatihan diharapkan dapat melaksanakan PJJ dengan lebih kreatif, efektif, dan inovatif melalui pemanfaatan aplikasi zoom meeting sehingga pendidikan di saat pandemi ini tetap bermakna.