Rabu, 30 Juni 2021

BEROBAT DENGAN TASBIH

Di sela-sela kesibukan para guru yang sedang berjibaku dengan nilai tengah semester peserta didik SMPN 2 Tawangsari, sesekali keheningan terpecah oleh obrolan-obrolan kecil. Sekedar untuk melepas lelah dan penat efek berlama-lama duduk memandangi angka-angka di laptop.

Diantara obrolan tersebut, mencuatlah sebuah cerita menarik dari bu Dayatini. Beliau adalah guru yang rajin, telaten dan sabar. Beliau tinggal di klaten. Di kediamannya tinggal bersama suami, anak-anak dan m'bah putri.

Di usia yang sudah cukup lanjut, mbah putri sering sakit-sakitan. Keluhan yang sering dirasakannya adalah asam lambung. Sehingga  di kamarnya selalu sedia obat.

"Nduk, ini tolong brodolan tasbih ini ditaruh di meja mbah Putri. Nanti kalo sudah longgar dirangkai lagi. Eman-eman kalau di buang. Soale masih genep." Demikian seru Bu Dayatini ke anak perempuannya yang bungsu setelah menjumputi manik-manik tasbih yang berceceran. Entah kenapa kok tasbih itu bisa putus talinya dan berceceran di lantai.

Waktu berjalan begitu cepat. Hari berganti hari. Hingga lebih dari satu bulan dari peristiwa itu, mbah putri memanggil bu Dayatini. "Nduk, tulung aku tukokno obat sing koyo nginiki." Sambil memberikan contoh obat yang yang ada di dalam toples kecil.

"Aku cocok ngombe obat iki" Imbuhnya.

"Astaghfirullah, ini kan manik-manik tasbih." Ternyata contoh obat yang diserahkan oleh mbah Putri adalah sisa dari manik-manik tasbih yang dipungutinya tempo hari. Bu Dayatini kelupaan untuk membenai tasbih tersebut. Selama ini ternyata mbah putri telah menelan 32 manik-manik tasbih dan hanya menyisakan satu butir saja.

Anehnya, mbah Putri tampak sehat-sehat saja. Bahkan beliau bilang obatnya cocok. Alias selama mengkonsumsi manik-manik tersebut,  beliau merasa mendingan dan tidak mengeluhkan sakit lambung lagi.

Peristiwa ini mengingatkan tentang teori sugesti dalam ilmu psikologi. Sugesti merupakan proses psikologis yang melibatkan bimbingan perasaan, pikiran, atau perilaku. Sugesti tak hanya dilakukan oleh seseorang pada orang lain (hetero sugesti), tapi juga dapat kita lakukan pada diri sendiri (auto sugesti).

Apa yang dialami mbah Putri merupakan contoh bahwa ketika pikiran manusia meyakini suatu benda bisa menjadi sarana kesembuhan, maka kesembuhan itu betul-betul akan didapatkan.

Sugesti ini senada dengan  teori Low of Attraction, yaitu hukum alam yang saling tarik menarik. Apa yang dikatakan, dipikirkan, dan  diyakini oleh manusia terpancar sinyalnya dan tertangkap oleh alam, kemudian dikembalikan oleh alam kepadanya dengan volume yang sama atau lebih besar dari asalnya. Artinya, jika yang terpancar dari diri manusia adalah positif thingking/positif feeling maka hal positif pula yang akan diterimanya. Dan demikian pula sebaliknya.

Teori-teori tersebut juga tidak bertentangan dengan firman Allah dalam hadits Qudsy yang berbunyi:

أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي

Artinya: "Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku terhadap-Ku."

Jika seseorang memiliki keyakinan bahwa Allah akan memberikan pertolongan kepadanya, pasti Allah akan betul-betul memberikan pertolongan. Jika seseorang punya keyakinan bahwa Allah akan memudahkan kita menuju tangga kesuksesan maka pasti Allah akan memudahkan langkah kita untuk meraih kesuksesan tersebut.

Demikian juga, orang yang bersyukur dan bersedekah akan ditambah rizkinya. Hal ini karena orang tersebut memiliki keyakinan positif bahwa dirinya kaya, dirinya kecukupan, dirinya memiliki kebahagiaan dibanding dengan orang yang diberinya sedekah. Sehingga, pikiran positif tersebut kembali kepadanya dalam bentuk rizki.

والله اعلم بالصواب

SMPN 2 TAWANGSARI TERUS MENGINSPIRASI WALAU DI SAAT PANDEMI



Pandemi Covid-19 menjadikan seluruh elemen bangsa harus beradaptasi dengan aktifitas dan kebiasaan baru. Pada dunia pendidikan juga mengalami pergeseran dari Pembelajaran Tatap Muka menjadi pembelajaran Jarak Jauh. Aktifitas pembelajaran untuk sementara tidak berpusat di lingkungan sekolah. Peserta didik merespon pembelajaran dari tempat tinggal masing-masing untuk mengurangi penyebaran virus covid-19. 

SMPN 2 Tawangsari selalu menyikapi berbagai macam situasi dari sisi positif. Meskipun di lingkungan sekolah tidak ada pembelajaran tatap muka, namun sekolah terus berupaya untuk berkarya. Di antara karya yang terus dilakukan secara berkesinambungan adalah perawatan lingkungan dan fasilitas sekolah. 

Selama pandemi ini,  SMPN 2 Tawangsari telah membangun taman literasi di lahan peresapan dan taman refreshing di sekitar gedung serbaguna. Teranyar ini, warga sekolah juga sedang mempercantik halaman sekolah dengan mengecat paving.

Hasil kreativitas ini, alhamdulillah dapat menginspirasi sekolah lain untuk ikut berkarya. Beberapa hari ini, sekolah menerima beberapa tamu dari sekolah-sekolah di kab. Sukoharjo untuk sekedar selfi dan melihat teknis penataan taman. Di antaranya SMPN 2 Weru dan SMPN 2 Polokarto. Mereka berharap bisa menerapkannya dalam penataan taman di sekolah masing-masing.

Pelebur Dosa

 

Late Post

Bulan Ramadhan pada tahun ini sudah berada di depan mata. Insya Allah tanggal 1 Ramadhan 1442 H akan ditandai dengan tenggelamnya matahari pada tanggal 12 April 2021. Dengan demikian, momentum awal Ramadhan tahun ini tinggal beberapa jam saja.

Bulan Ramadhan memiliki banyak keistimewaan dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Di antara keistimewaan tersebut, Allah SWT melipatgandakan pahala, mengampuni dosa-dosa,  dan mengabulkan doa-doa. Sungguh tidak masuk logika jika seseorang telah melewati bulan ini namun masih menyisakan banyak dosa. Rasulullah SAW bersabda: 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu‘anhu, bahwa suatu hari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam naik mimbar dan beliau bersabda, “Amin, amin, amin.” Ditanyakan kepada beliau, “Wahai Rasulullah, apa yang membuatmu mengatakan seperti itu?” Beliau bersabda, “Jibril berkata kepadaku, “Semoga Allah menghinakan seorang hamba yang setelah memasuki Ramadhan, Allah belum mengampuni dirinya.” Maka aku katakan, “Amin.” Kemudian Jibril berkata, “Terhinalah seorang hamba yang mendapati kedua orangtuanya masih hidup atau salah satu dari keduanya akan tetapi tidak dapat membuatnya masuk surga.” Maka aku katakan, “amin.” Kemudian Jibriil berkata, “Terhinalah seorang hamba ketika namamu disebut di sisinya, ia tidak bershalawat kepadamu.” Maka aku katakan, “Amin.” (HR. Ibnu Khuzaimah)

Hadis di atas, menegaskan bahwa melalui ibadah di bulan Ramadhan, seorang mukmin harus bisa mendapatkan ampunan dari Allah SWT sehingga pasca bulan Ramadhan, Ia kembali menjadi pribadi yang suci. Ampunan dapat diraih dengan memaksimalkan dalam pelaksanaan amal ibadah. Misal, puasa dengan sungguh-sungguh, melaksanakan salat Tarawih, dan lain-lain. Rasulullah SAW bersabda: 

"Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan didasari atas iman dan kesungguhan maka ia akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu".

Puasa sebagai amalan utama di bulan Ramadhan perlu dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Kita perlu berupaya agar puasa Ramadhan di hari pertama hingga di hari terakhir pada tahun ini dapat terlaksana dengan optimal. Segala pengetahuan terkait dengan ibadah di bulan Ramadhan perlu di kaji kembali sebagai pengingat dan penguat spirit beribadah. Pembersihan jiwa melalui dzikir dan doa perlu dilakukan agar ibadah menjadi semakin khusuk dan tawadhu.

Bismillah, semoga Allah memberikan kekuatan untuk meraih segala kemuliaan yang dijanjikanNya. Amiin.


Pelatihan Pengelolaan Pembelajaran Online oleh MGMP PAI SMP Kab. Sukoharjo

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sebagai forum komunikasi dan berbagi antar guru mata pelajaran di bidang studi yang sama memiliki peran strategis dalam meningkatkan mutu sebuah pendidikan. Intensitas dan kualitas komunikasi yang terbangun di dalamnya ikut andil dalam peningkatan kompetensi para guru. Guru memiliki kesempatan lebih banyak untuk saling take and give ide-ide solutif terhadap berbagai persoalan pendidikan yang muncul di sekolahnya masing-masing. 

Pada saat pandemi ini, sebagian besar SMP di kab. Sukoharjo menyelenggarakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan menggunakan aplikasi WhatsApp dan Google Classroom dalam menyampaikan materi dan tugas ke peserta didik. Hasil evaluasi selama satu semester ini, semakin hari, respon peserta didik mengalami penurunan yang cukup signifikan. Hal ini disinyalir karena terjadi kejenuhan dalam mengikuti kegiatan PJJ oleh peserta didik, kehadiran peserta didik kurang dapat terkontrol,  penyampaian materi dan tugas cenderung monoton.

Menyikapi persoalan tersebut, MGMP PAI SMP kab. Sukoharjo telah berupaya untuk mencari langkah solutif dengan menyelenggarakan pelatihan-pelatihan, misalnya: pelatihan pengelolaan Zoom Meeting dalam PJJ yang diikuti oleh guru-guru PAI SMP Negeri dan Swasta di kab. Sukoharjo. Kegiatan ini telah terlaksana dalam dua gelombang. Gelombang pertama dilaksanakan di SMPN 1 Sukoharjo dan gelombang kedua dilaksanakan di SMPN 1 Baki.  Kegiatan dilaksanakan dengan tetap mempertimbangkan protokol kesehatan, di antaranya dengan membatasi kuota peserta, mengenakan masker, dan jaga jarak.

Output dari kegiatan ini adalah peserta pelatihan diharapkan dapat melaksanakan PJJ dengan lebih kreatif, efektif, dan inovatif melalui pemanfaatan aplikasi zoom meeting sehingga pendidikan di saat pandemi ini tetap bermakna.

Minggu, 27 September 2020

MENGENAL JATI DIRI DENGAN MENYELAMI SAMUDRA AL FATIHAH

Taqwa merupakan sebuah perwujudan dari pengabdian diri kepada Tuhan. Seseorang yang mengakui bahwa dirinya sebatas hamba ciptaan Allah yang wajib mengabdikan diri kepada-Nya secara totalitas maka ia akan patuh, tunduk, dan taat melaksanakan apa saja yang diperintahkan Allah kepadanya serta menjauhi apa saja yang dilarang.

Totalitas dalam mengabdikan diri kepada Sang Kholiq dapat dilakukan manakala seseorang itu telah mampu mengenal siapa Tuhannya. Dan untuk mengenal Tuhan, ia harus mengenal siapa dirinya. Ada sebuah postulat yang cukup terkenal dalam pemikiran Islam:

"man 'arafa nafsahu faqad 'arafa rabbahu"(Barangsiapa yang mengenal dirinya maka ia telah mengenal Tuhannya). 

Bagaimana cara mengenal diri kita? Ada lima pertanyaan mendasar untuk mengenali jati diri kita, yaitu:

Siapa diri kita?

Di mana diri kita?

Apa tugas pokok kita?

Bagaimana cara melaksanakan tugas pokok kita?

Apa konsekuensi terkait pelaksanaan tugas pokok kita?

Apabila kita telah mampu menemukan jawaban dari kelima pertanyaan tersebut, maka kita akan memiliki kesadaran kooperatif (sadar diri, sadar posisi, dan sadar fungsi).

Kelima pertanyaan tersebut dapat ditemukan jawabannya di Al Quran sebagai hudan lin naas. Tepatnya, terdapat pada surat Al Fatihah. Surat yang ringkas namun mencakup dan mewakili seluruh nilai-nilai pokok yang ada dalam Al Quran.

Siapa diri kita?

Allah menjelaskan: 

Bismillaahirrahmaanirrahiim. Alhamdulillaahi rabbil 'aalamiin.

Islam mengajarkan agar memulai setiap pekerjaan dengan bismillah dan mengakhirinya dengan alhamdulillah. Hal ini mengisyaratkan kepada kita bahwa bagi manusia ada hukum awal dan hukum akhir. Setiap yang berawal pasti akan berakhir. Setiap yang berakhir adalah akibat dari adanya awal. 

Manusia berawal dari Allah, menghuni bumi Allah, dan akan berakhir kembali kepada Allah. Manusia dicipta dari tanah, berjalan di atas tanah, dan akan kembali menjadi tanah. 

Ketika seseorang telah dimasukkan ke kubur maka keluarga yang mencintainya, sahabat yang setia, harta yang dimiliki, semua meninggalkan dirinya. Hanya lembaran kain putih yang membersamai. Bahkan, seiring berjalannya waktu, kain kafan, kulit, daging, sumsum, semua akan hancur dimakan cacing tanah. Tinggal tulang belulang yang tidak berharga. Maka, Rasulullah SAW menegaskan: 

Innallaaha laa yandhuruu ilaa shuwaarikum wa laa ajsaamikum, walaakin yandhuruu ilaa quluubikum wa a'maalikum (Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan fisikmu tetapi Allah melihat hati dan amalmu).

Kita adalah ciptaan Allah yang dilahirkan ke dunia dalam kondisi telanjang, lemah tak berdaya, dan akan kembali kepada Allah dengan meninggalkan dunia yang pernah membersamainya.

Di mana diri kita?

Allah menjelaskan:

Arrahmanirrahiim. Maaliki yaumiddiin.

Kita berada dalam genggaman kasih sayang Allah. Tanpa kasih sayang Allah bagaimana mungkin kita bisa menghirup udara segar, memandang hijaunya hamparan padi di persawahan, dan menatap langit yang berhiaskan bulan dan bintang.

Mari kita bersyukur atas kasih sayang Allah ini dengan berupaya menebarkan kasih sayang kepada sesama makhluk Allah. Rasulullah SAW bersabda:

Irhamuu man fil ardhi, yarhamukum man fissamaa i. (Sayangilah siapa saja yang ada di bumi niscaya Allah juga akan memberikan kasih sayangNya kepadamu).

Pasangan hidup terbaik adalah pasangan yang saling berbagi cinta dan kasih sayang. Anak terbaik adalah mereka yang mendoakan kedua orangtuanya agar diberikan kasih sayang. Masyarakat terbaik adalah yang saling sayang menyayangi. Bahkan, misi diutusnya nabi Muhammad SAW juga untuk menebar kasih sayang. Allah berfirman:

Wa maa arsalnaaka illaa rahmatal lil 'aalamin. (Dan Aku tidak mengutusmu kecuali agar menebar kasih sayang bagi seluruh alam).

Apa tugas pokok kita?

Allah menegaskan:

iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin

Tugas pokok kita sebagai manusia adalah untuk semata-mata beribadah mengabdikan diri kepada Allah SWT dan hanya kepadaNya kita memohon pertolongan. Hal ini senada dengan firman Allah: wa maa khalaqtul jinna wal insa illaa liya'buduun (dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah atau mengabdikan diri kepada Sang Pencipta ).

Selanjutnya, tidaklah mungkin bagi seorang yang telah memiliki kesadaran bahwa Allah satu-satunya sesembahan yang menciptakan, merawat, melindungi, mencukupi, dan mematikan kemudian memohon pertolongan kepada selainNya.

Bagaimana cara melaksanakan tugas pokok kita?

Allah berfirman:

ihdinash shiraathal mustaqiim

Yaitu dengan cara mengikuti jalan yang lurus. Jalan hidup yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dan diteruskan oleh para khulafaaur rasyidiin, ulama, dan juga guru-guru kita.

Allah yang mencipta, memelihara, dan menguasai alam semesta. Tentu, aturan dan jalan Allah jualah yang cocok dan tepat untuk kita jadikan panutan agar hidup selalu dalam kebaikan dan kebahagiaan.

Apa konsekuensi terkait pelaksanaan tugas pokok kita?

Allah membagi manusia menjadi tiga golongan sebagai konsekuensi atas sikap manusia terhadap tugas pokoknya.

Shirootol ladziina an'amta 'alaihim ghairil maghdzuubi 'alaihim wa ladhdhoolliin

Bagi orang yang mengakui bahwa dirinya adalah ciptaan Allah dan akan kembali kepadaNya, menyadari bahwa dirinya berada dalam genggaman kasih sayang Allah kemudian mau berkasih sayang kepada sesama, beribadah dan mohon pertolongan hanya kepada Allah semata, dan selalu mengikuti jalan yang lurus maka baginya akan mendapatkan kenikmatan di dunia dan akherat. Sebaliknya, bagi orang yang mengabaikan hal tersebut, maka dirinya akan dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang dimurkai atau orang-orang yang tersesat.

Dengan memahami firman Allah dalam QS. Al Fatihah ini, semoga kita menjadi pribadi yang sadar diri, sadar posisi, dan sadar fungsi. Dengan demikian, kita lebih mudah untuk mengenal Allah dan beribadah mengabdikan diri kepadaNya.


Disampaikan pada khutbah jumat, 25 September 2020 di Masjid Muniroh, Joho, Mojolaban, Sukoharjo.

Rabu, 16 September 2020

DOA TERTINGGAL, KEBAHAGIAAN TERPENGGAL

(Oleh: Muhammad Rosid Ridho)

Sore hari yang begitu cerah. Nampak sedikit awan menghiasi langit yang biru. Angin berhembus ringan, menambah pesona alam kawasan Sukoharjo Makmur. 

Sukoharjo memang memiliki keindahan alam dan tata kota yang cukup memukau. Di pusat perkotaan, terkhusus di kawasan Sukoharjo kota dan solo baru, berderet gedung megah yang menjulang dengan taman-tamannya yang indah. Tak terlewatkan, lampu-lampu cantik di sepanjang jalan dan di sela-sela gedung yang tertata rapi menambah kemolekan wajah kawasan ini. Di beberapa tempat masih terhampar area persawahan yang menghijau dengan tanaman padi. Pertanian di daerah Sukoharjo sangat didukung dengan banyaknya lahan persawahan yang subur. Walaupun, di beberapa titik, lahan persawahan mulai menyempit. Beberapa sudah disulap menjadi komplek perumahan seiring dengan banyaknya masyarakat yang membutuhkan rumah tinggal. 

Keindahan alam juga nampak jelas di beberapa kawasan daerah pinggiran, khususnya di wilayah bagian selatan. Kawasan Sukoharjo bagian selatan, banyak ditemui pegunungan yang begitu memanjakan mata. Beberapa gunung sudah mulai dikelola oleh masyarakat sebagai obyek wisata pendakian. Beberapa obyek wisata di daerah ini antara lain batu seribu, gunung sepikul, pelataran ombo, watu giring, dll.

Sore ini, pak Totok bersama istri dan ketiga anaknya memutuskan untuk jalan-jalan sore dengan mengendarai mobil Grand Livina warna putih keluaran tahun 2015. Sesaat setelah melakukan persiapan ringan, mereka segera masuk ke mobil dan mobil pun dijalankan. Pak Totok menyetir dengan santai sambil menikmati perjalanan. Begitu pula Istri dan anak-anak juga nampak riang dalam canda dan tawa, bahkan sesekali bisa tertawa lepas.

Setelah mereka mampir di toko baju untuk membeli beberapa potong kaos dan celana untuk anak-anak,  mobil kembali jalan dan kemudian berhenti di Taman  Pakujoyo. Sebuah taman bermain yang berada di tengah kota kabupaten Sukoharjo. Taman ini nampak ramai dengan banyaknya pengunjung dan para pedagang. Sebelumnya, tempat ini pernah ditutup untuk menghindari penyebaran virus covid-19.

Tak dinyana-nyana, di taman ini, Aldi, anak bungsu pak Totok yang baru berumur dua tahun terjatuh dan menangis. Sebenarnya luka memar tidak seberapa. Tapi, dengan kejadian itu Bu Lana, istri pak Totok, tiba-tiba marah-marah. Kata-kataya cukup pedas di telinga suami. 

"Papa itu ndak tanggung jawab." 

"Ndak tanggung jawab gimana ma?"

"Ngajak jalan-jalan kok gak mau ngurusin anak. Tuh, Aldi sampai jatuh." 

"Biasa ma, namanya juga anak-anak."

Biasa gimana? sudah, pulang saja. Titik"

Bagai petir menyambar-nyambar di siang bolong. Kebahagiaan, keceriaan, dan kehangatan cinta kasih tiba-tiba lenyap dalam sekejap. Mereka pun pulang dengan saling memendam amarah. Tidak ada lagi canda tawa bahkan walau sekedar tegur sapa. 

Sesampai di rumah, pak Totok merenung. Mengapa acara jalan-jalan yang sebenarnya untuk membangun keceriaan dan keharmonisan keluarga tiba-tiba menjadi bencana? Kenapa hal sepele begini bisa menyulut percekcokan yang luar biasa?

"Astaghfirullah, bukan kah aku tadi belum berdoa?" Pak Totok terperanjat kaget tatkala dirinya teringat bahwa ia bersama keluarga belum membaca doa sewaktu akan berangkat untuk keluar rumah. Ia teringat dengan sebuah hadits yang artinya: 

”Apabila seseorang keluar dari rumahnya kemudian dia membaca doa bismillahi tawakkaltu 'alallahi laa haula wa laa quwwata ilaa billahi, maka disampaikan kepadanya: ‘Kamu diberi petunjuk, kamu dicukupi kebutuhannya, dan kamu dilindungi.’ Seketika itu setan-setan pun menjauh darinya. Lalu salah satu setan berkata kepada temannya, 'Bagaimana mungkin kalian bisa mengganggu orang yang telah diberi petunjuk, dicukupi, dan dilindungi." (HR. Abu Daud).

Pak Totok baru menyadari bahwa setan telah menggoda hati mereka berdua agar terjadi percekcokan. Malam harinya, pak Totok mencoba mendekati istrinya yang masih menyimpan amarah itu dengan mencoba berbicara pelan-pelan. Ia jelaskan bahwa setan telah berhasil menggoda hati mereka berdua disebabkan mereka lupa tidak membaca doa. Mendengar hal itu, Bu Lana kaget dan segera beristighfar atas kekhilafannya menuruti bisikan setan. 

Mereka berdua akhirnya saling bermaaf-maafan. Mereka tidak sudi diperdaya oleh setan untuk saling membenci. Sebaliknya, keduanya berupaya untuk menggapai rahmat Allah dengan menjalin cinta kasih di antara mereka.

"Obat Anti Galau" ala keluarga pak Abdullah

(Oleh: M. Rosid Ridho)

Yuk, belajar tawakkal.....

Tiada terasa, sudah cukup lama Pak Abdullah menjalani suka duka dalam membangun keluarga bersama istrinya, Bu Sholeha. Kehidupan yang dijalaninya jauh dari sifat gelamor. Sesekali mereka harus berfikir keras dalam urusan keuangan. Misalkan, ketika dompet mulai menipis di pertengahan bulan atau kebutuhan mendadak di kala tidak ada dana cadangan. Maklum, keluarga baru memang sarat dengan kondisi keuangan yang belum mapan. 

Persoalan-persoalan seperti ini biasanya sering memicu perselisihan dalam keluarga muda. Tidak terkecuali, demikian halnya juga terjadi pada keluarga pak Abdullah. Beberapa kali ucapan nada keras terlontar dalam musyawarah keuangan keluarga. Biasanya ketegangan akan mengendor tatkala keduanya kembali mengingat bahwa nikmat Allah yang telah diterimanya jauh lebih banyak dibanding ujian hidup yang sedang dijalaninya. Allah telah memberikan kesehatan, kesempatan hidup untuk bekerja dan beribadah, pasangan hidup yang setia, anak-anak yang menyejukkan, kemudahan dalam pekerjaan, kemudahan dalam membangun rumah, dll. Allah telah memberikan sekian banyak nikmat baik yang diminta maupun yang tidak diminta. Kesadaran semacam ini membuat keluarga pak Abdullah kembali bersyukur dan mengingat Allah Yang memiliki sebutan Ar Razaq. 

Pak Abdullah adalah sosok lelaki yang mempunyai prinsip bahwa setiap persoalan hidup itu pasti ada jalan keluarnya. Inna ma'al 'usyri yusyra. Allah pasti akan mendatangkan solusi terbaik tatkala seseorang yakin dengan pertolongan Allah, berikhtiar untuk menjadi pribadi yang layak untuk mendapatkan pertolongan Allah, dan menyerahkan urusannya kepada Allah. 

Pada awalnya, bu Sholeha tidak begitu yakin dengan teori-teori yang disampaikan suaminya terkait bagaimana sikap terbaik tatkala terbentur dengan persoalan hidup. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, pengalaman hiduplah yang memantabkan hati bu Sholeha untuk mengamini prinsip hidup sang suami.

Pak Abdullah memiliki sumber keuangan andalan yang sifatnya tahunan. Anggap saja bonus tahunan dari tempat ia bekerja. Uang ini biasanya untuk anggaran yang sifatnya tahunan juga, seperti pajak kendaraan, biaya sekolah, dan lain-lain. 

Pada tahun ini, sudah saatnya pak Abdullah membayar pajak mobil sederhananya sekaligus ganti plat nomor kendaraan. Dilalahnya, anggaran yang sudah digadang-gadang untuk biaya tersebut telah kesabet untuk kebutuhan lain yang lebih mendesak. 

Pak Abdullah tetap tenang, meskipun waktu terus berjalan. Ikhtiar, ia jalani dengan mencoba menjalankan usaha sampingan, yaitu sebagai marketing penjualan tanah milik temannya. Tak perlu malu, hidup memang kudu doyan kerja meskipun rizki itu kehendak Allah. Sebab, kerja itu bagian dari ibadah. Cara mensyukuri potensi diri adalah dengan menggunakannya untuk hal-hal yang produktif. Hidup itu harus punya manfaat. Biarlah Allah yang memilihkan hadiah terindah bagi hambaNya yang mau berusaha menjadikan dirinya layak dalam pandanganNya. 

Demikian pula bu Sholeha tetap yakin bahwa Allah pasti akan memberi jalan keluar pada waktu yang terbaik dan dengan cara yang terbaik pula. Keteguhan hati ini terbangun sebab sudah sekian kali mereka mendapatkan jalan keluar dari arah yang tak terduga di saat persoalan hidup susah terurai.

Allahu Akbar, benarlah janji Allah. di saat sudah hampir jatuh tempo bayar pajak, Allah memberikan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka. Pak Abdullah berhasil membantu temannya dalam menjual sepetak tanah. Dari jasa itu, ia diberi sejumlah uang fee. Uang fee inilah yang akhirnya digunakan untuk membayar pajak kendaraannya.

Peristiwa ini semakin membuat keluarga pak Abdullah yakin dengan kekuatan taqwa dan tawakkal kepada Allah. Sebagaimana Allah menegaskan dalam Al Quran: "man yattaqillaha yaj'allahu makhraja wa yarzuqhu min haitsu laa yahtashib wa man yatawakkal 'alallahi fahuwa hasbuh". Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah akan memberikan solusi terhadap setiap persoalan yang dihadapinya dan memberikan  kepadanya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barangsiapa yang bertawakkal/menyerahkan urusannya kepada Allah niscaya Allah memberi kecukupan kepadanya.

Taqwa itu ditempuh dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala yang dilarangNya. Sedangkan tawakkal tidak dimaknai hanya dengan berpangku tangan. Namun, menyerahkan urusannya kepada Allah setelah ia berikhtiar/berusaha dengan sungguh-sungguh. Firman Allah: "innallaha laa yughayyiru maa biqaumin hattaa yughayyiruu maa bi anfusihim". Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali mereka mau mengadakan perubahan pada diri mereka sendiri.

Semoga keluarga ini diberikan istiqamah dalam menjalani kehidupan dengan mengedapankan taqwa dan tawakkal kepada Allah SWT.