Mohon maaf, dengan banyaknya pendapat yang muncul terkait ibadah disaat terjadi virus corona saat ini sempat menjadikan kita bingung untuk bersikap. Kita perlu pemahaman yang komprehensif dari sumber yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan. Bukan beramai-ramai membuat fatwa sendiri padahal tidak punya kemampuan secara keilmuan. Monggo kita simak penjelasan dari Dr. Adi Hidayat, Lc, MA terkait keputusan fatwa MUI berikut ini.
Media Dakwah Pendidikan adalah media untuk mengkomunikasikan ide-ide kreatif dan konstruktif dalam membangun sistem pendidikan Islam yang ideal sehingga terbentuk generasi muslim yang sukses dalam perannya sebagai 'abdullah dan perannya sebagai khalifah yang rahmatan lil 'alamin.
Kamis, 19 Maret 2020
Sosialisasi Fatwa MUI tentang Corona oleh Dr. Adi Hidayat, Lc, MA
Mohon maaf, dengan banyaknya pendapat yang muncul terkait ibadah disaat terjadi virus corona saat ini sempat menjadikan kita bingung untuk bersikap. Kita perlu pemahaman yang komprehensif dari sumber yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan. Bukan beramai-ramai membuat fatwa sendiri padahal tidak punya kemampuan secara keilmuan. Monggo kita simak penjelasan dari Dr. Adi Hidayat, Lc, MA terkait keputusan fatwa MUI berikut ini.
Selasa, 17 Maret 2020
HIDUP ITU UJIAN
Hari ini badan, pikiran, dan perasaan terasa lelah dan letih. Setelah berbagai upaya dan langkah perjuangan dilalui. Entah sudah berapa kali pertemuan, audiensi dan lobi yang telah dilalui. Sudah tak terhitung lagi.
Sebuah perjuangan untuk sekedar memiliki kesempatan yang sama dalam mendapatkan sertifikat pendidik sebagai instrumen legal formal untuk diakui sebagai pendidik yang profesional dengan segala konsekuensi yang mengikutinya. Tenaga, pikiran, dan waktu begitu banyak yang telah dicurahkan. Memang mengubah tatanan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sebuah tatanan yang kurang mapan dan berkeadilan.
Di saat kritis sepeti ini, Allah menyadarkan bahwa ini adalah ujian. Ujian bagi hambaNya yang dinilai memiliki kemampuan. Sebab, Allah tidak akan menguji hambaNya diluar batas kemampuan.
Hidup ini memang selalu dihadapkan dengan ujian-ujian. Anak sekolah dihadapkan dengan beragam ujian (UH/PH, UTS, UAS/PAS, US/USBN, UN/UNBK) untuk mengukur hasil belajar peserta didik setelah melakukan proses kegiatan pembelajaran dalam rentang waktu tertentu. Calon mahasiswa diuji terlebih dahulu sebelum dinyatakan sebagai mahasiswa di suatu perguruan tinggi.
Mahasiswa pada semester akhir diuji kompetensinya melalui ujian skripsi/tesis/disertasi oleh sejumlah dosen sebelum dinyatakan lulua dan mendapat gelar sarjana/magister/doktor. Seorang pelamar kerja akan melalui bermacam tahapan ujian untuk mengetahui layak/tidak layak ia menduduki posisi tertentu dalam sebuah pekerjaan.
Lantas, siapakah yang tidak melewati ujian? Jawabnya tidak ada. Sebab, hidup adalah ujian. Yah, ujian keimanan. Siapapun yang hidup di dunia ini pada hakekatnya sedang diuji keimanannya.
Dengan adanya berbagai kesulitan dan godaan hidup, kita diuji agar diketahui seberapa besar usaha kita untuk menjaga keimanan ini. Pun demikian, dengan adanya perintah dan larangan dari Allah.
Mengingat peran hidup di dunia sebagai moment ujian, maka tentu sifatnya tidaklah abadi, bahkan sangat singkat. Meskipun demikian, hasil dari ujian kehidupan di dunia ini sangat menentukan kehidupan di akherat yang abadi.
Mari kita selesaikan ujian ini dengan sebaik-baiknya. Semoga pada saatnya nanti kita bisa khusnul khotimah, pertanda dimulainya kehidupan yang bahagia di alam haqiqi nan abadi.
17 Maret 2020
Kang Rosyid
Menguatkan ikatan batin anak didik dengan orangtuanya
Orangtua merupakan sosok yang paling berjasa dalam kehidupan kita. Keberhasilan seseorang dalam bidang apapun, tidak akan terlepas dari peran dan jasa orangtua.
Ketulusan cinta kasih ibu kepada anak dibuktikan dengan kesabaran dan kegigihan dalam mengandung, melahirkan, menyusui, merawat, dan mendidik anak-anaknya. Ketulusan cinta kasih ayah ditunjukkan dengan kerja keras beliau dalam mencari nafkah, mendidik, serta memberikan keteladanan.
Begitu besar kasih sayang dan pengorbanan orangtua kepada anak-anaknya. Wajar, jika Allah memerintahkan bani adam agar berbakti kepada kedua orangtua. Agar menghormati kedua orangtua. Agar berperilaku baik kepada keduanya.
Banyak keistimewaan yang Allah berikan kepada orangtua. Allah begitu memuliakan mereka hingga Rasulullah SAW menegaskan "surga itu berada di telapak kaki Ibu". Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ibnu Majah, dijelaskan bahwa ada tiga macam doa yang akan dikabulkan dan tidak ada keraguan di dalamnya. Salah satunya adalah doa orangtua kepada anaknya.
Subhanallah. Sebuah kabar gembira. Tetapi kita juga perlu berhati-hati. Sebab, doa orangtua yang pasti akan dikabulkan oleh Allah tersebut tidak terbatas pada doa yang baik-baik saja. Bahkan doa yang buruk pun bisa dikabulkan oleh Allah. Astaghfirullahal 'adzim.
Keridhoan Allah tergantung pada keridhoan orangtua. Kemurkaan Allah terletak pada kemurkaan orangtua. Hadits ini memberi kita rambu-rambu agar tidak menjadi anak yang dibenci, dimurkai, atau dikata-katai orangtua dengan perkataan yang buruk. Sebab, hal ini menjadi penyebab Allah murka kepada kita.
Sebaliknya marilah kita berusaha menjadi anak yang selalu dihati orangtua dalam bingkai cinta kasih. Menjadi anak yang memiliki ikatan batin yang kuat dengan orangtua. Menjadi anak yang selalu dibanggakan olehnya. Menjadi anak yang namanya selalu disebut-sebut dalam doa orangtua di sepertiga malam. Ketika orangtua bermunajat kepada Sang Khaliq untuk kebaikan anak-anaknya. Hingga deraian air mata membasahi tempat sujudnya.
Dalam konteks kegiatan pembelajaran. Anak didik perlu dilatih agar terbiasa menghargai jasa orangtua. Agar tahu cara menguatkan ikatan batin dengan orangtua.
Strategi yang bisa dilakukan adalah:
1. Meminta anak menceritakan dalam bentuk tulisan narasi tentang bagaimana orangtua memberikan kasih sayang dan pengorbanan kepadanya.
2. Tulisan minimal 2 halaman.
3. Anak didik diberi kesempatan untuk membacakan tulisan tersebut di depan teman-temannya sebagai upaya berbagi kisah inspiratif.
4. Anak didik diminta untuk menyampaikan tulisan mereka itu kepada orangtua masing-masing.
5. Anak diminta menyampaikan kepada orangtua " Bp/Ibu, tulisan ini adalah ungkapan kata hati yang saya tulis dengan tulus. Tolong dibaca ya pak/bu.."
6. Setelah orangtua membaca tulisan itu, mungkin mereka akan menangis bahagia dan terharu. Maka anak didik diminta untuk memohon maaf atas segala kesalahan yang pernah dibuat. Dan mohon doa untuk kebaikan masa depannya.
7. Orangtua membubuhkan tanda tangan di bawah tulisan sebagai bukti bahwa orangtua sudah benar-benar membacanya.
Semoga dengan strategi ini, pembelajaran PAI kelas 8 kurikulum 2013 (revisi 2017) "BAB 9 : Hormat dan Patuh kepada kedua orangtua dan Guru" menjadi lebih bermakna.
Semangat dalam berbagi inspirasi.
MAU UNTUK MAMPU LITERASI
Malu jadi sarjana masih berkutat pada aktifitas copy paste, Like, and share (Johan Wahyudi, 2018). Sindiran yang tajam dan menghujam dalam-dalam ini disampaikan beliau dalam kegiatan Pelatihan Penulisan Buku Ajar dan Populer di Graha Solo Raya tanggal 17-18 Maret 2018.
Seringkali yang masih menjadi momok bagi guru maupun dosen adalah munculnya kebiasaan yang dilakukan oleh murid, mahasiswa, bahkan mantan murid dan mantan mahasiswa yang memilih copy paste pemikiran orang lain karena tidak mau berupaya untuk memunculkan ide-ide cemerlangnya. Maunya cari yang instan saja. Padahal, perilaku seperti ini jika dipelihara terus menerus dapat mendatangkan dampak buruk yang fatal bagi diri sendiri.
Potensi besar yang dimiliki oleh seseorang menjadi terbelenggu karena memilih memposisikan dirinya pada status stagnant dalam berfikir.
Kecenderungan yang muncul adalah kebiasaan sekedar melakukan aktifitas baca tanpa menelaah, menganalisis, dan membuat kesimpulan. Bahkan lebih parah lagi, pada level akut, ia akan dengan mudahnya menshare apapun yang ia dapatkan tanpa membacanya. Akibatnya kita mati dalam berkarya. Bahkan, terjebak dalam informasi-informasi hoax.
Padahal, setiap orang memiliki kemampuan untuk berkembang dan memberikan nilai manfaat bagi orang banyak. Nilai manfaat yang dapat dinikmati tanpa dibatasi ruang dan waktu adalah dengan menyuguhkan tulisan yang mencerahkan.
Mari kawan-kawan kita telateni dalam menulis. Apapun itu ysng kita tulis. Seperti apapun tulisan kita. Tetaplah bangga dengan hasil goresan tangan sendiri, meskipun masih jauh dengan tulisan para senior kita. Semua selalu melalaui tahapan dan proses.
Semoga kita bisa istiqamah dalam melahirkan karya-karya tulisan yang mencerahkan.
Senin, 16 Maret 2020
TIDAK PERLU TAKUT DENGAN KEMATIAN
Kematian yang menakutkan adalah ajal datang tatkala diri sedang berbuat maksiat. Sebaliknya kematian terasa indah manakala ajal menjemput di saat diri sedang beribadah.
Kapan ajal menjemput? bisa jadi hari ini, besok, lusa, bulan depan, tahun depan, atau bahkan satu menit yang akan datang. Hanya Allah yang tahu kapan ajal kita menjemput.
Maka mari kita bersikap bijak dengan mengisi sisa usia ini dengan memperbanyak ibadah dan amal sholih, menjadikan setiap energi yang keluar dari diri kita bernilai ibadah, menjauhkan diri dari segala bentuk perilaku dosa, mengikis endapan-endapan dosa dengan istighfar kepada-Nya.
Semoga kelak kita dapat menutup usia dengan husnul khotimah. Berikut beberapa video yang dapat dilihat sebagai muhasabah diri .
https://www.facebook.com/vanabambotak/videos/597952757678309/UzpfSTE2ODA5NTY1NjA6MTAyMTQxMzQ4NjQ1NjA1Mzc/
Langganan:
Postingan (Atom)