Di sela-sela kesibukan para guru yang sedang berjibaku dengan nilai tengah semester peserta didik SMPN 2 Tawangsari, sesekali keheningan terpecah oleh obrolan-obrolan kecil. Sekedar untuk melepas lelah dan penat efek berlama-lama duduk memandangi angka-angka di laptop.
Diantara obrolan tersebut, mencuatlah sebuah cerita menarik dari bu Dayatini. Beliau adalah guru yang rajin, telaten dan sabar. Beliau tinggal di klaten. Di kediamannya tinggal bersama suami, anak-anak dan m'bah putri.
Di usia yang sudah cukup lanjut, mbah putri sering sakit-sakitan. Keluhan yang sering dirasakannya adalah asam lambung. Sehingga di kamarnya selalu sedia obat.
"Nduk, ini tolong brodolan tasbih ini ditaruh di meja mbah Putri. Nanti kalo sudah longgar dirangkai lagi. Eman-eman kalau di buang. Soale masih genep." Demikian seru Bu Dayatini ke anak perempuannya yang bungsu setelah menjumputi manik-manik tasbih yang berceceran. Entah kenapa kok tasbih itu bisa putus talinya dan berceceran di lantai.
Waktu berjalan begitu cepat. Hari berganti hari. Hingga lebih dari satu bulan dari peristiwa itu, mbah putri memanggil bu Dayatini. "Nduk, tulung aku tukokno obat sing koyo nginiki." Sambil memberikan contoh obat yang yang ada di dalam toples kecil.
"Aku cocok ngombe obat iki" Imbuhnya.
"Astaghfirullah, ini kan manik-manik tasbih." Ternyata contoh obat yang diserahkan oleh mbah Putri adalah sisa dari manik-manik tasbih yang dipungutinya tempo hari. Bu Dayatini kelupaan untuk membenai tasbih tersebut. Selama ini ternyata mbah putri telah menelan 32 manik-manik tasbih dan hanya menyisakan satu butir saja.
Anehnya, mbah Putri tampak sehat-sehat saja. Bahkan beliau bilang obatnya cocok. Alias selama mengkonsumsi manik-manik tersebut, beliau merasa mendingan dan tidak mengeluhkan sakit lambung lagi.
Peristiwa ini mengingatkan tentang teori sugesti dalam ilmu psikologi. Sugesti merupakan proses psikologis yang melibatkan bimbingan perasaan, pikiran, atau perilaku. Sugesti tak hanya dilakukan oleh seseorang pada orang lain (hetero sugesti), tapi juga dapat kita lakukan pada diri sendiri (auto sugesti).
Apa yang dialami mbah Putri merupakan contoh bahwa ketika pikiran manusia meyakini suatu benda bisa menjadi sarana kesembuhan, maka kesembuhan itu betul-betul akan didapatkan.
Sugesti ini senada dengan teori Low of Attraction, yaitu hukum alam yang saling tarik menarik. Apa yang dikatakan, dipikirkan, dan diyakini oleh manusia terpancar sinyalnya dan tertangkap oleh alam, kemudian dikembalikan oleh alam kepadanya dengan volume yang sama atau lebih besar dari asalnya. Artinya, jika yang terpancar dari diri manusia adalah positif thingking/positif feeling maka hal positif pula yang akan diterimanya. Dan demikian pula sebaliknya.
Teori-teori tersebut juga tidak bertentangan dengan firman Allah dalam hadits Qudsy yang berbunyi:
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ
عَبْدِي بِي
Artinya: "Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku terhadap-Ku."
Jika seseorang memiliki keyakinan bahwa Allah akan memberikan pertolongan kepadanya, pasti Allah akan betul-betul memberikan pertolongan. Jika seseorang punya keyakinan bahwa Allah akan memudahkan kita menuju tangga kesuksesan maka pasti Allah akan memudahkan langkah kita untuk meraih kesuksesan tersebut.
Demikian juga, orang yang bersyukur dan bersedekah akan ditambah rizkinya. Hal ini karena orang tersebut memiliki keyakinan positif bahwa dirinya kaya, dirinya kecukupan, dirinya memiliki kebahagiaan dibanding dengan orang yang diberinya sedekah. Sehingga, pikiran positif tersebut kembali kepadanya dalam bentuk rizki.
والله اعلم بالصواب